5 Tarian Betawi Yang Wajib Kamu Ketahui !!!

Sepertinya semua orang sudah mengetahui pernyataan betapa beragamnya budaya yang ada di seluruh wilayah Indonesia, baik seni maupun adat istiadatnya. Dari Sabang hingga Merauke, terdapat begitu banyak budaya yang sulit dihitung dengan satu tangan. Bahkan tidak jarang negara-negara mempunyai budaya yang berbeda-beda, baik seni maupun adat istiadatnya. Betapa kerennya negara kita!

Salah satu kebudayaan yang masih dilestarikan oleh masyarakat dan pemerintah adalah tari Betawi. Ya, sesuai dengan namanya, tarian Betawi ini tentunya berasal dari suku Betawi yang sebagian besar bermukim di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Seperti kesenian etnis lain yang tersebar di seluruh Indonesia, tari Betawi masih tetap eksis dan ditampilkan oleh masyarakat setempat, khususnya untuk tujuan pendidikan dan sebagai seni pertunjukan.

 1. Tari Kembang Ramban Sari Tarian Betawi

 
Tarian Betawi yang pertama adalah tari Kembang Lambansari. Menurut laporan jasakekulturan.jakarta.go.id, tarian tradisional berupa lagu dan tari merupakan wujud kegembiraan orang tua dalam membesarkan anak. Sebenarnya tarian ini merupakan kreasi baru seniman Wiwiek Widiastuti yang terinspirasi dari Teater Topeng Betawi bertajuk Bapak Jantuk. Padahal, pola tari tari Betawi merupakan variasi pantun sehari-hari yang selalu ditampilkan dalam teater khas ini. Bagi masyarakat Betawi, kisah Jantuk merupakan salah satu kisah turun temurun tentang kehebatan seorang ayah yang bahagia merawat anak-anaknya. Saat memberikan perawatan, Jantuk selalu berima dengan kata “istri” dalam jawabannya. Kini perbincangan tersebut menjadi inspirasi terciptanya Tari Kembang Ramban Sari. Saat latihan, jumlah penari yang ganjil menampilkan gerakan gemulai dan lincah mengikuti alunan musik. Kostum yang digunakan adalah kebaya tiga corak dan celana kain batik khas Betawi. Sebagai alat pengiring biasanya digunakan topeng gamelan, kendang, kempuru gantung, kekurek, dan gong becak. 

 2. Tari Nandak Ganjen 



 Dalam bahasa Betawi, kata “nandak” berarti “menari” dan kata “ganjen” berarti “sembrono”. Sederhananya, tarian tradisional ini mewakili kisah kedewasaan seorang gadis ABG. Ibu Gramed pasti tahu bahwa ABG, disebut juga masa remaja, adalah masa transisi di mana sifat pemberontak mendominasi. Oleh karena itu, tari Nandak Ganjen merupakan salah satu ekspresi kegembiraan kebebasan yang dirasakan oleh generasi muda khususnya remaja ABG. Tarian Betawi ini diciptakan oleh Skillman yang dikenal juga dengan nama Entong Kissam. Tarian ini ia ciptakan terinspirasi dari pantun Betawi kuno: "Buah cempaka itu buah durian karena menarik perhatian..." Kostum yang dikenakan penari Nandak Ganjen adalah kebaya bermotif tiga warna kuning, hijau, dan merah, serta ikat pinggang dan selendang berwarna emas. Rambutnya juga diikat dan dipasang hiasan kepala seperti sumpit emas. Sebab, jenis tari Betawi ini merupakan hasil akulturasi budaya Tionghoa dengan budaya Betawi

. 3. Tarian kola Tarian Betawi 

 Jika Anda pernah melihat pertunjukan tari Betawi karya Glameds ini, Anda pasti akan terkesima karena riasan para penarinya sangat putih dan gelap. Pasalnya, tarian genit dipengaruhi oleh budaya Tionghoa yang sudah ada sejak abad ke-19. Tarian ini biasanya dibawakan sebagai pengiring tarian lainnya seperti tari Semba Nyai, tari Siri Kuning, dan lain-lain. Catatan singkat: Tarian tradisional ini identik dengan erotisme para penarinya. Oleh karena itu, jika dicermati, tarian ini hampir mirip dengan tari Longeng (Jawa Tengah) dan tari Sintren (Cirbon) yang mengajak penontonnya untuk menari bersama. Penari kemudian melilitkan selendang pada salah satu penonton yang tidak bisa menolak ajakan menari bersama mereka. Saat pertama kali Tari Kokek diperkenalkan kepada masyarakat, hanya dibawakan oleh tiga orang penari. Namun seiring berjalannya waktu, muncullah pasangan-pasangan penari yang menampilkan tarian ini. Pakaian yang dikenakan biasanya terdiri dari kemeja dan celana panjang sutra. 

 4. Tari Topeng Betawi 

Asal muasal tari Betawi lahir pada tahun 1930 dari gagasan dua seniman, Mac Kinnon dan Kong Zion. Menurut Budayabetawi.com, tarian tradisional ini terinspirasi dari pesta topeng Cirebon dan dibawakan oleh seniman jalanan. Pola gerak dasar tari ini hampir sama dengan tari topeng Cirebon. Sejak saat itu, tarian ini dipercaya sebagai jimat dan sering ditampilkan di berbagai acara kesenian dan perayaan masyarakat. Seperti namanya, tarian ini pada dasarnya menggunakan topeng kayu untuk menutupi wajah. Anehnya, topeng-topeng ini tidak memiliki ikatan di kepalanya...para penari mengunyah topeng tersebut untuk dipakai. Topeng tersebut berbentuk seperti wajah manusia dengan mata tertutup, hidung mancung, dan bibir merah. Yang unik dari pesta topeng ini adalah temanya yang beragam. Dari kisah-kisah legendaris tentang kehidupan manusia hingga kritik sosial. Alat pengiringnya sering berupa ribab, kekurek, kremon tiga, gong buyun, bahkan gendang besar. 

 5. Tari Gitek Ballen Tarian Betawi 

 Tarian Betawi selanjutnya adalah tari Gitek Baren yang menceritakan tentang seorang gadis remaja yang berada di ambang kedewasaan. Karena itulah gerakannya sangat lincah, karena melambangkan seorang gadis yang masih remaja. Dalam bahasa Betawi, kata “Gitek” berarti “mengguncang” dan kata “Belen” berarti “pola pemukulan yang terdapat pada gamelan Betawi”.

0 comments: